Orang yang sedang membaca buku pun
mengetahui bahwa buku tersebut ada pengarangnya entah bagaimana ia
mengetahuinya. Tak pernah terpikir olehnya bahwa barangkali buku ini muncul
secara kebetulan. Begitu pula, dengan batu bata yang bertumpukan dan tertata rapih
pun pasti dikira oleh siapa saja batu bata
itu disusun oleh seseorang dengan rencana tertentu. Karena itu, di mana
saja yang terdapat suatu benda yang mana benda itu memiliki keteraturan-entah
besar entah kecil-pasti ada penyusun dan pelindung keteraturan ini. Jika pada
suatu hri ada orang yang beranggapan bahwa rumah itu dibangun dengan hanya
secara keetulan saja tanpa ada pembuatnya, maka orang itu akan dianggap gila
karena mustahil ada benda tanpa ada pembuatnya.
Pada abad abad ini kita pasti pernah mendengar
tentang teori Big Bang yang menjelaskan tentang adanya alam semesta ini.
Kemudian didalam pelajaran filsafat kita pernah belajar bahwa alam semesta itu
diciptakan dari ketiadaan,bahkan yang lebih parah ada aliran filsafat yang
bernama filsafat materialisme aliran ini menolak ada pencipta seraya masih
berpendapat bahwa alam semesta merupakan sekumpulan zat yang konstan, stabil,
dan tidak berubah.[1]
Dengan pernyataan yang seperti itu
otomatis akan sangat kontradiksi sekali dengan Agama karena agama meyakini
bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini itu pasti diciptakan oleh
Tuhan. Husunya dalam agama islam itu akan sangat kontradiktif sekali dengan
ajarannya karna agam islam mengajarkan bahwa segala sesutu yang ada di alam
semesta ini itu diciptakan oleh Allh SWT. Oleh karena itu, penulis disini ingin
mengkomparasikan antara ajaran agama islam dengan sains, apakah agama islam
dengan sains itu sesuai atau tidak?
Pertanyaan tentang bagaimana alam
semesta berasal, ke mana bergeraknya, dan bagaimana hukum-hukum mempertahankan
keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik. Para ilmuwan
dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti dan telah menghasilkan
beberapa teori.
Salah satunya adalah teori Big Bang
atau leadakan besar, teori ini pertama kalai dicetuskan oleh Edwin Hubble
seoarang astronom asal Amerika Serikat, teori menyatakan bahwa Alam semesta
yang bertambah luas itu menunjukkan bahwa jika alam semesta dapat bergerak
mundur dalam hal waktu, maka alam semesta terbukti berasal dari 'titik
tunggal'. Perhitungan menunjukkan bahwa titik tunggal ini yang mengandung
pengertian semua zat atau materi yang ada di alam semesta mempunyai 'volume
nol' dan 'kerapatan yang tak terbatas'. Alam semesta terjadi karena adanya
ledakan dari titik tunggal yang bervolume nol ini. Ledakan yang luar biasa
dahsyatnya yang disebut Ledakan Dahsyat ini menandai awal dimulainya alam
semesta.
'Volume nol' merupakan satuan teoretis
yang digunakan untuk tujuan pemaparan. Ilmu pengetahuan dapat menetapkan konsep
'ketidakadaan', yang berada di luar jangkauan batas-batas pemahaman manusia,
dengan hanya mengungkapkannya sebagai 'suatu titik yang bervolume nol'. Alam
semesta muncul dari 'ketidakadaan'. Dengan kata lain, alam semesta itu
diciptakan. Teori Ledakan Dahsyat itu menunjukkan bahwa pada awalnya, semua
obyek di alam semesta merupakan satu bagian dan kemudian terpisah-pisah.
Kenyataan ini, yang ditunjukkan dengan teori Ledakan Dahsyat.[2]
Dari teori tersebut ada sebuah
pertanyaan lantas bagaimana dengan ajaran agama islam apakah sesuai denga teori
tersebut yang dapat dibuktikan secara ilmiah?
Jawabanya adalah sesuai jauh sebelum
teori ini dikemukakan islam sudah menyebutkanya didalam A-l-Qur’an 15 abad
silam, ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang amat terbatas tentang
alam semesta, didalam Surat al-Anbiyaa', 30 Allah berfirman
أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ
كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ
شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
dan Apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman (Surat al-Anbiyaa', 30)
Seperti yang dinyatakan dalam ayat
tersebut, apa saja, bahkan di 'langit dan bumi' yang belum tercipta sekalipun,
diciptakan dengan suatu Ledakan Dahsyat (Big Bang) dari suatu titik tunggal,
dan membentuk alam semesta yang sekarang ini dengan saling terpisah.
Jika kita bandingkan pernyataan ayat
itu dengan teori Ledakan Dahsyat (Big Bang), maka kita mengetahui bahwa ayat
itu sepenuhnya cocok dengan teori tersebut. Namun, baru pada abad ke-20,
Ledakan Dahsyat dikemukakan sebagai teori ilmiah.
Meluasnya alam semesta itu merupakan
salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketidakadaan.
Meskipun kenyatan ini tidak ditemukan oleh ilmu pengetahuan sampai abad ke-20,
Allah telah menjelaskan kepada kita kenyataan ini dalam Al-Qur'an, 1.400 tahun
silam.[3]
Dengan demikian antara islam dan sains
itu sangatlah sesuai bahkan sebelum sains menemukannya islam lebih dulu
menemukannya bahkan kebenaranya pun mutlak.
Dan tentunya masih banyak contoh contoh yag lain yang menjelaskan bahwa sains dan islam itu sesuai, semoga dari contoh ini dapat memberikan pencerahan bagi kita dan dapat menambah ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT,AMIIN.
Dan tentunya masih banyak contoh contoh yag lain yang menjelaskan bahwa sains dan islam itu sesuai, semoga dari contoh ini dapat memberikan pencerahan bagi kita dan dapat menambah ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT,AMIIN.
[1] Harun
Yahya,Mengenal Allah lewat Akal info@harunyahya.com
,2004. hal.1
[2] Harun
Yahya,Mengenal Allah lewat Akal info@harunyahya.com
,2004. hal.2
[3] Harun
Yahya,Mengenal Allah lewat Akal info@harunyahya.com
,2004. hal.5
Posting Komentar